Geram. Hari -137.Tantangan Gurusiana
Geram
*
"Sudahlah, semua sudah berakhir." akhirnya kata itu keluar juga dari mulutku.
Ya aku sudah tak tahan menjalani semua ini.Hubungan yang kami bina lebih sering dibumbui pertengkaran dari pada kemesraan.
Menurutku ini hubungan yang tidak sehat. Pasti ada yang salah dengan diri kami. Dan menurutku ini tidak usah diperbaiki. Karena tidak akan ada yang mengalah. Kami sama-sama keras kepala dan egois.
*
Hubunganku dengannya sudah berjalan cukup lama Suka duka telah pernah dijalani bersama sebatas hubungan kekasih. Dia laki-laki yang gigih tapi cenderung kurang memahami, khususnya tentang sifatku . sementara aku mengetahui sifatnya tapi pantang untuk mengalah.
"jangan tinggalkan aku Nelli, aku tidak sanggup hidup tanpa dirimu," bantahnya dengan lembut dan tenang.
Aku malah tambah geram dengan caranya menjawab keputusanku. Tak ada rasa takut dan cemas dari ekspresinya. Membuat darahku makin mendidih .
*
"Kita jalan sendiri -sendiri," ujarku berlalu pergi.
"Nelli, jangan pergi, " pintanya sambil memegang tanganku erat-erat
"Tidak!" aku membentak dengan suara sangat kuat.Mama, mama bangun, bangun mama , suara seseorang menggoyang tubuhku dengan kuat.
Aku terbangun dan terpaku, ternyata mimpi di siang bolong.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Akhirnya hanya sekadar mimpi