Pentigraf 4, Belaian. Hari Ke-145 TantanganGurusiana
Pentigraf 4. Belaian
Hari ke-144
#TantanganGurusiana
Hari kian larut, angkot yang ditunggunya belum juga datang. Padahal Uncha sudah janji pada orang tuanya untuk pulang cepat hari ini. Bapak mengalami sesak nafas, magnya kambuh komplikasi dengan penyakit asma. Perih rasanya menyaksikan ketika bapaknya sedang dalam kesakitan.
Kemaren dia membawa bapak ke klinik Medika. Ternyata klinik itu tutup. Disinyalir semenjak adanya apoteker mereka yang terkena covid 19, klinik itu menjadi pasif seolah tidak berpenghuni.
Tiba-tiba sebuah angkot berhenti di depannya. "Adek mau pulang ke jalan mana?" tanya supir angkot dengan ramah. Saya mau ke Lubuk Minturun, jawab Uncha dengan suka cita". Ia merasa gembira karena akan segera bertemu dengan bapaknya.
Unchapun segera menaiki angkot tersebut.
**
Dalam perjalanan menuju lubuk minturun dia tertidur, mungkin karena kelelahan. Uncha terbangun ketika sebuah tangan lembut membangunkanya. Uncha-uncha sudah sampai. Ayok segera turun , Unchapun membuka matanya, namun dia tiada melihat seorangpun di dekatnya. Lantas siapa yang telah membangunkanya.?.
**
Uncha merasa bergidik, karena rumahnya masih akan ditempuh dalam jarak2 km lagi.
"Bang yang cepat nyetirnya bapakku sudah menunggu" tutur Uncha kepada sang supir.
"Ya dek" jawab sang supir, dan mempercepat lari angkotnya.
Tak lama kemudian mobil berhenti sesuai permintaan Uncha.
Setengah berlari dia berjalan menuju rumahnya
Pintu rumahpun diketuk dan adeknya segera membukan pintu dalam kondisi mata bengkak.
"Kenapa kamu? bagaimana keadaan bapak/" tanya uncha penasaran.
'Bapak ada di kamar beliau tadi mengerang kesakitan , kemudian tertidur," jawab adeknya.
Uncha pun segera berjalan menuju kamar , dilhatnya bapak sedang tertidur.
"Ibu mana?" tanya uncha kembali kepada, adeknya.
Huhu...huhu... Adeknya yang baru berusia 10 tahun itu kembali menangis.
Sambil bertutur
"10 menit yang lalu ibu ke kamar mandi kak, setelah itu tak keluar lagi, aku dorong pintu ternyata ibu tidak ada lagi di dalam jawab adeknya sambil berteriak.... Ibuuuuuuu......
Unchapun terbangun dari koma, ternyata ibu telah membelai rambutnya dengan lembut,
Alhamdulillah
**
Bangkinang
07 Juni 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
lanjut say
Siap say..
lanjut say
Siap.. Mkasih say
Bagus Say, kalau boleh sdkit Krisan, Krn ini pentigraf hanya tiga paragraf, jadi satu paragraf satu ide pokok. Maksimal 1 kalimat langsung dalam satu paragraf dari sumber yg saya baca. Kalimat langsungnya bisa dibuat narasi kalau lebih dari satu.Alur ceritanya oke dan twistnya oke, keren
Trimakasih mbakku.
Lanjut ni
Mksh sobatku.. Cuma tiga paragraf. Tamat
Keren, bun.
AlhamdulillahMakasih bunda
Keren, bu...lanjutkan
Makasih bunda
Yen..mantap..
Makasih kkku
Keren penuh debaran
Makasih bunda syg
Duh, ikut larut dalam cerita Uncha.
Mksh bunda
Cerita keren, kok lebih dari 3 paragraf?
Oih... Ya Jeng...
kiranya ibuk orang padang ya buk, satu proinsi kita dan satu buku mudita lega
Ya bunda.... Alhamdulillah.. Ada, saja jalanNYA untuk kita bersama...
Keren Bun.. Diedit aja Bun jd 3 paragraf mgkn ad verubah paragrafnya saat kita copas dr word ke editor artikel baru.maaf .salam
MasyaAllah. Bagus banget buu
Alhamdulillah, ucha siuman dari koma
Ya bunda, alhamdulillah
TERNYATA UCHA PINGSAN
Ya bunda.. Koma
Keren buk
Alhamdulillah, mksh bunda