Suryani Isnoel

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
ART dan Majikan
Semua penggiat Literasi

ART dan Majikan

ART PART-10 "Baiklah pak, kita sama-sama berangkat ke rumah ibuknya Lili ! ", jawab suamiku. Bapaknya Lili terdiam sejenak. "Bagaimana pak ?", tanya suamiku. " Ya pak! ", sahutnya pendek. Aku pergi kedapur, dengan maksud untuk menemui Lili. Ternyata dia tidak kutemui di sana. Kudatangi kamarnya, ternyata Lili sudah selesai mandi dan berpakaian rapi. "Kamu mau kemana?", tanyaku curiga. "Tidak kemana-mana bu, karena pekerjaan sudah selesai, makanya saya mandi dan dandan" , jawabnya sambil menunduk. "Ya sudah, kumpulkan semua baju dan barang-barangmu , hari ini kamu ibuk antar pulang", perintahku. " Kenapa diantar pulang bu?, saya masih mau kerja disini", ujarnya memelas. "Lili, bapakmu kesini mau menjemputmu, kamu juga sih, komunikasi dengan bapakmu tidak bilang- bilang ke ibu, suruh kesini lagi " , ujarku dengan nada kesal . Kurogoh kantong baju gamisku, kukeluarkan duit untuk bayar gaji Lili, plus tipsnya, karena dia mau kami pulangkan ke orang tuanya. " Ini gajimu, dan ini tambahan belanja dari ibu", ujarku "Trimakasih bu", jawabnya pendek Kulihat mutiara bening keluar dari matanya, jatuh pelan kepipi menyapu kulit wajahnya yang sudah mulai memutih. Lili dulu gadis yang kumal, sejak tinggal bersama kami kulitnya sudah kelihatan bersih dan terawat. Bajunya juga bersih dan rapi. Dia kadang aku bawa ke sekolah untuk jagain putriku. Otomatis dia kubelikan baju yang layak untuk bepergian. Sehingga penampilannya menjadi anggun. Dia juga aku suruh pake jilbab. Komplitlah penampilannya seperti gadis yang bukan lagi sebagai ART, tapi layaknya anak gaul yang baru gede. Anak-anak juga kusiapkan untuk ikut bersama mengantar Lili pulang. Tapi anak kami yang laki-laki tetap tidak mau ikut, apalagi abangnya sudah pulang dari sekolah. Jadi mereka memilih untuk tetap tinggal dirumah . Sementara anakku yang putri tetap aku bawa, karena tidak tega meninggalkannya berempat dengan abang-abangnya dirumah. " Hayolah pak kita berangkat, mobil kita beriringan aja!". ujar suamiku kepada bapaknya Lili. " Ya pak", sahutnya "Lili, cepat! kita berangkat lagi " , teriakku "Ya bu", jawabnya, sembari membawa barang- barangnya keluar dari dalam rumah. "Kamu , naik mobil ibuk!", perintahku "Ya bu" jawabnya patuh Dia segera memasukan barangnya ke dalam mobil kami. Suamiku masuk kedalam mobil, duduk dibelakang stir, aku duduk disampingnya. Anak gadisku, kusuruh duduk dibelakang dekat Lili, tapi dia menolaknya. " Hayoo sayang, duduk dibelakang dekat kakak", ujarku. " Tidak mau, aku dekat mama aja", bantahnya. Aku heran, kemaren dia begitu sayangnya sama ART ku, yang biasa dipanggilnya kakak. Tapi kenapa sekarang, seolah ada jarak diantaranya. Bersambung....
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Manyap, ditunggu lanjutannya. Salam

04 Jul
Balas

Mantap, ditunggu lanjutannya, Bu

04 Jul
Balas

ada apakah dengan lili... ? salam, barakalloh...

04 Jul
Balas



search

New Post